Rabu, 01 Desember 2010

ugh!*ketimpuk*

kawan,, setiap manusia tak ada yang sempurna. manusia tak luput dari kesalahan. bukankah itu kodrat kita??


sekalipun seseorang mengetahui sebuah teori atau aturan, dalam pelaksanaannya tak jarang manusia hilaf bahkan termakan omongannya. sendiri..


tapi apakah saat seseorang melakukan kesalahan tersebut kita berhak berkoar-koar atas kesalahannya? dengan mengatakan bahwa dia ini, dia itu, dia ga konsisten, dia ingkar janji, dsb dsb?!


jawabannya, "tidak" kawan.. (kata saya Xp)


ingat. dunia itu berputar! karena suatu saat, mungkin kamulah yang berada pada posisi orang tersebut!


itulah mengapa, kita harus saling "menghargai"..


kata-kata "hidup merupakan sebuah pilihan" atau "hidup tak lepas dari banyak pilihan" sering kita dengar bukan??


lalu mengapa kita sering lupa untuk menghargai pilihan hidup seseorang?? disaat kita sendiri dengan bebasnya memilih jalan hidup kita??


pernahkah sebelum "membicarakan keburukan orang lain" kita bertanya apa alasannya dia begitu?? apa yang melatarbelakanginya?? pernahkan kita berfikir "siapa tau" ternyata kitalah salah satu faktor penyebabnya??


pernahkan saat "mendengar gosip dan kita turut bergosip" kita memang mengalami gosip atas orang tersebut??


apakah karena itu, sehingga kita merasa pantas turut membicarakan gosip tersebut?? dengan alasan memberi pelajaran bagi orang tersebut. atau biasa disebut "sanksi sosial".


tapi apakah kita pernah berfikir?? beban psikologis seseorang?? fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan! dibunuh dia mati, tapi difitnah?? dengan sakit dia harus tetap hidup..


dan gosip yang tidak benar, itu bisa jadi fitnah..


lalu mengapa kita bergosip dan mengumpat atas kesalahan seseorang yang sebenarnya gosip tsb tidak kita alami sendirii?? (hanya dengar dari orang yang katanya mengalami) ingat kah akan amal dan dosa??


hidup yang merupakan sekumpulan pilihan itu, tentu memiliki alasan saat seseorang memilih..


lalu mengapa tak kita dengar dan coba hargai kejujuran seseorang saat dia mengemukakan sebuah alasan atas pilihan hidupnya?? (jujur itu susah tau! swear dah,,susah banget..belum rasa malu-nya..Xp)


jadi cobalah menghargai kejujuran..


kawan, apabila suatu saat kita mendapati seseorang melalaikan tanggung jawabnya, dan saat alasan orang tersebut adalah "males!" apakah kita berhak menyalahkan?? apakan kita merasa kita benar dan lebih mampu bertanggung jawab dari pada orang tersebut?? apakah kita bisa menceritakan kepada orang lain "si eta mah tidak bertanggung jawab dan pemales"? apakah kita berhak menghakimi?? apakah kita berhak mengatakan "saya yang cape2 mengerjakan, tapi dia seenaknya bilang males" kepada orang lain?? untuk apa???? untuk sombonggg hah??? atau untuk mengatakan "saya benar dan hebat, sedang dia salah dan pemales"??


bukankah kita seharusnya bisa berfikir lebih luas lagi dan mencari tau lagi jauuuuhhhh kebelakang.. apa yah, akar permasalahan atau awal mula sampai akhirnya dia males??


atau tanpa sadar "kitalah" yang jadi penyebabnya?? (karena perkataan atau sikap kita) atau mungkin dia memiliki tanggung jawab yang lebih besar ditempat lain, sehingga melalaikan tanggung jawab yang disini?? banyak alasan yang sebenarnya melatarbelakangi dan kita tidak tahu itu.


karena pasti ada, alasan yang melatarbelakangi pilihan hidup seseorang.. karena akan ada beberapa pertimbangan dalam menentukan satu dari banyak pilihan.


justru seharusnya kita menawarkan bantuan jika memang ada "masalah" siapa tau, setelah ketemu akarnya mungkin bisa dirunut dan di selesaikan satu per satu.. kan bukan tidak mungkin saat akar permasalah nya diselesaikan keadaan bisa lebih baik.. sebagai sesama manusia bukankah kita harus saling tolong menolong dan menghargai?


hal ini tidak jauh berberda dengan kata mutiara yang berbunyi: "don't judge a book by its cover"


jangan menilai sesuatu dari apa yang tampak saja, tapi lihat alasnnya, lihat latarbelakangnya, lihat isinya dan berfikirlah di kerangka yang lebih luas..


seseorang menjadi pencuri, belum tentu karena dia memang jahat. bisa saja karena latar belakang keluarganya atau banyak alasan lain.. belum tentu dia senang menjadi pencuri, atau bahkan sebenarnya dia merasa tertekan harus terus melakukan dosa tapi bagaimana lagi? "saya tidak punya pilihan lain.."


dan kita yang merasa "orang baik-baik" merasa berhak menghakimi pencuri tersebut dengan umpatan? bukankah beban psikologis pencuri tersebut menjadi bertambah?? terlebih dia merasa "tidak akan ada yang percaya kalo saya mengatakan alasan saya" itu berarti kita telah menzalimi orang lain bukan?? lidah itu lebih tajam dari pada pedang! naudzubillah..


memang pencuri itu harus tetap dihukum sesuai aturan, tapi setelah itu seharusnya kita berfikir,, "siapa sih yang pas lahir emang udah cita-cita jadi pencuri???" kayanya sih ga ada..


berarti ada sesuatu yang melatarbelakangi dan menjadi alasan kan?? dan kita, sebagai (katanya) "orang baik-baik" seharusnya menjadi "orang baik-baik" yang berusaha menjaga hablu mina naas (hubungan antar sesama manusia) saling membantu dan tolong menolong..


-Alam bawah sadar, 17 April 2010 01:40-


intinya : >jangan menilai sebuah buku hanya dari tampilan luarnya, cobalah baca dulu isinya.. tapii, sekalipun kita telah habis membaca buku tersebut, kita tetap tidak berhak untuk menilai "secara mutlak" buku tersebut. karena hanya buku itu lah dan pengarangnya yang tau persis "siapakah buku itu"


>fitnah lebih kejam daripada pembunuhan.


>lidah lebih tajam dari pedang.


>jangan berkata "ah, kamu banyak alasan!" karena dalam menentukan setiap pilihan pasti terdiri dari banyak alasan kan?? banyak pertimbangan atas banyak pilihan. bukankah setiap manusia sebagai mahluk sosial pasti begitu?? memikirkan orang tua, organisasi, teman nilai dan lain sebagainya sebelum mengambil keputusan.


sekalipun orang tersebut memang berbohong dan mengadangada banyak alasan, ya itu dosa dia lah. justru kita jadi ikutan dosa kalo negatif thinking sama dia apalagi bergosip tentang dia. bener atau salah kan hanya orang itu dan Allah yang tau. perhitungan amal dan dosa? bukan urusan kita. kita mah positif thinking aja..


>saling menghargai dan positif thinking atas pilihan hidup dan alasan orang lain.


>dengan saling menghargai, tolong menolong, kejujuran, positif thinking, saling melengkapi, saling berbagi..dsb sejenisnya.. insyaAllah kita bisa selalu "tersenyum dan bahagia" dalam menjalani kehidupan yang "singkat" ini. sekalipun "tak selamanya mobil yang kita kendarai berjalan dijalan yang mulus".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar